Minggu, 06 Mei 2012

Return On Asset n' Du Pont



1.        LANDASAN TEORITIS
A.     Analisis Ratio
Rasio adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial. (Bambang Ryanto, 1999).
Ratio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. (Sofyan S. H, 2006) Ratio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya.
Ratio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dengan menggunakan alat analisis berupa ratio. Ini akan menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka ratio perbandingan yang digunakan sebagai standar. (Munawir, 204 : 16).
Menurut Brigham and Houston 2003, p.77 bentuk – bentuk dasar rasio keuangan dapat diklasifikasikan ke dalam 4 (empat) golongan, yaitu:


1.      Rasio Likuiditas
Merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antar aset lancar dengan hutang lancarnya. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Masalah likuiditas berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan keuangannya. Semakin tinggi likuiditas suatu aktiva, semakin tinggi kepastiannya untuk menjadikannya uang tunai. Yang termasuk rasio ini adalah rasio lancar dan rasio cepat.
2.      Rasio Aktivitas
Merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Sehingga rasio ini dapat mengukur seberapa jauh aktivitas perusahaan dalam menggunakan dananya secara efektif dan efisien. Rasio ini terdiri dari total asset turnover ratio, fixed asset turnover, inventory turnover, account receivable turnover, average collection period.
3.      Rasio Laverage
Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang perusahaan. Besarnya tingkat pinjaman perusahaan berhubungan dengan kesanggupan perusahaan membayar pinjaman dan besarnya keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan. Perusahaan dapat menghilangkan resiko ketidaksanggupan membayar pinjaman dengan tidak melakukan pinjaman ke luar, tetapi hal ini akan menyebabkan kecilnya keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan karena seluruh dananya berasal dari ekuitas. Rasio hutang terdiri dari debt ratio, debt to Equity ratio, long term debt to equity ratio, times interest earned ratio..
4.      Rasio Profitabilitas
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau menghubungkan laba dengan penjualan dan investasi, yang termasuk dalam rasio ini : Return on asset, return on equity, net profit margin, gross profit margin, operating return on asset.

Menurut Martono (2005 : 53) mengelompokan empat ratio dalam menilai keuangan perusahaan, yaitu:
1.      Rasio Likuiditas
yaitu ratio yang menunjukan hubungan antara arus kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio likuidias digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka panjang.
2.      Rasio aktifitas
Dikenal juga sebagai rasio efisiensi, yaitu rasio yang mengukur efisinsi perusahaan dalam menggunakan ast-asetnya.
3.      Rasio leverage
Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan persahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya.

4.      Rasio profitabilitas
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau menghubungkan laba dengan penjualan dan investasi
Menurut Van Horne (2009 p. 205) ada lima rasio keuangan yang dipakai dalam menilai keuangan perusahaan yaitu:
1.         Rasio Likuiditas
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
2.         Rasio Leverage
(Utang) keuangan menunjukan sejauh mana perusahaan dibiayai melalui utang
3.         Rasio Cakupan
Menghubungkan beban keuangan perusahaan dengan kemampuannya untuk melayani atau membiayai
4.         Rasio Aktivitas
Mengukur seberapa efektiv perusahaan menggunakan aktivanya
5.         Rasio Profitabilitas
Menghubungkan laba dengan penjualan dan investasi.

Ø    Kegunaan analisis Rasio Keuangan
§   Perbandingan internal, yaitu membandingkan rasio pada saat ini dengan rasio pada masa lalu dan rasio masa akan datang dalam perusahaan yang sama
§   Perbandingan eksternal, dan sumber-sumber rasio industri, yaitu membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan-perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri pada saat yang sama.
B.     Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada, (J. Courties dalam Sofyan Syafri Harahar, 2006 : 300).
Pencapaian laba maksimal oleh perushaan hanya bisa dicapai apabila perusahaan dapat mengakomodir dan memanfaatkan semua aset yang dipunyai oleh perusahaan. Laba juga hanya dapat dicapai dengan efisiensi yang tepat pada setiap divisi dalam perusahaan.
Menurut Mamduh Hanafi & Abdul Halim, (2005 : 85) Profitabiliatas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntunan pada tingkat penjualan aset dan modal saham yang tertentu.
Menurut Van Horne (2009 : 205) profitabilitas adalah menghubungkan laba dengan penjualan dan investasi perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba denga pengelolaan semua aset yang dimiliki serta efisiensi yang tepat.

1.      Pengertian Analisis Profitabilitas
Analisis Profitabilitas atau sering diterjemakan kedalam bahasa Indonesia Rentabilitas Ekonomi mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian diproyeksikan kemasa depan untuk melihat kemampuan perusahaan mengasilkan laba pada masa datang (Mahmud m. Hanafi & Abdul Halim, 2005 : 165).
Maenurut Van Horne (2009 : 235) analisis profitabilitas yaitu mengukur profitabilitas yang berkaian dengan penjualan yang dihasilkan, penghasilan dari penjualan dan mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia juga daya untuk menghasilkan modal yang diinvestasikan.
2.      Jenis-jenis Rasio Profitabilitas (Keown 2005 p.86)
§  Net Profit Margin (NPM)
Merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan yang mengukur laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Profit margin digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
Laba bersih setelah pajak
NPM =                                                                  
                                    Penjualan


§  Return On Total Asset (ROA)
Return on total asset (ROA) atau bisa disebut juga tingkat kembalian atas investasi (ROI) yaitu smengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya.          Laba yang dipakai disini adalah laba ssetelah bunga tetapi sebelum pajak.
    Laba bersih setelah pajak
ROA =
Aktiva rata-rata
§  Return On Equity (ROE)
Ialah rasio laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Tetapi pada rasio ini terdapat satu kelemahan, yaitu tidak memperhitungkan adanya deviden maupun capital gain
untuk pemegang saham.
Laba  bersih  setelah  pajak
ROE =
Total  ekuitas

Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Beberapa jenis profitabilitas ini dapat dikemukakan sebagai berikut.
  Pendapatan bersih
a.                  Margin Laba=
          Penjualan
Angka ini menunjukan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar profitabilitas semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba sudah cukup tinggi.
   Penjualan bersih
b.                  Perputaran Aktiva=
        Total aktiva
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.
Laba bersih
c.                   Pengembalian atas investasi=
   Rata – rata modal sendiri
Rasio ini menunjukan berapa persen laba bersih diperoleh bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin baik.
Laba bersih
d.                  Pengembalian atas aktiva=
       Aktiva rata – rata
Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
Laba sebelum bunga dan pajak
e.                   Kemampuan menghasilkan laba=
Total aktiva
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan memperoleh laba, diukur dari jumlah sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio ini semakin baik.
Laba bagian saham bersangkutan
f.                   Pendapatan per saham=
Jumlah Saham
Rasio ini menunjukan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.
    Laba kotor
g.                  Margin kontribusi=
      Penjualan
Rasio ini menunjukan kmampuan perusahaan melahirkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya.
            Dengan pengetahuan atas rasio ini kita dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat menikmati laba.

3.      Return On Total Assets (ROA)
Menurut Dwi Prastowo & Rifka Juliaty (2005 :91) return on asset ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya umtuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat kembalian nvestasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimiikinya.
ROA bisa diintepretasikan sebagai hasil dari serangkaian kebijakan perusahaan (strategi) dan pengaruh dari faktor-faktor lingkungan. Analisis ini difokuskan pada profiabilitas aset, dan tidak memperhitungkan cara-cara untuk mendanai aset tersebut.
Menurut James C. Van. Horne (2009 : 235) ROA berguna untuk mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia, dan daya untuk menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan.
Daya untuk menghasilkan laba = Profitabilitas Penjualan  x Efisiensi Aktiva

ROA/ROI dan Pendekatan Du Pont sekitar tahun 1919, Du Pont Company mulai menggunakan pendekatan khusus untuk analisis rasio agar dapat mengevaluasi efektifitas perusahaan terebut. Salah satu variasi dari pendekatan Du Pont memiliki relevansi yang khusus untuk memahami pengembalian atas investasi perusahaan dengan rumus

         
Pengembalian atas Aktiva/ Investasi = Laba berseh setelah pajak  /  Total aktiva
(mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba dan akiva yang tersedia)
            Margin Laba Bersih =  laba bersi setelah pajak   /   penjualan bersih
(mengukur profitabilitas yang berkaitan dengan penjualan yang dihasilkan)
            Perputaran total Aktiva = Penjualan   /  Total aktiva
(mengukur efisiensi dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan)





4.      Komponen- komponen ROA
ROA bisa dipecahkan lagi kedalam dua komponen yaitu : profit margin dan perputaran total aktiva. Pemecahan (disegresi) ini bisa menghasilkan analisis yang lebih tajam lagi.
Profit margin, melaporkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin bisa diinterpretasikan sebagai tingkat efisiensi perusahaan, yakni sejauh mana kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya yang ada diperusahaan.
Perputaran Total Aktiva, mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan dari total investasi tertentu.
5.      Interpretasi ROA
Dua faktor yang mempengaruhi perbedaan ROA antar industri dan ang mempengaruhi perbedaan proposisi profit margin dan perputaran aktiva antar industri adalah
a.      Operating laverage
Operating laverage menunjukan sejauh mana pemakaian beban tetap dalam suatu perusahaan. Perusahaan yang menggunakan beban tetap yang tinggi akan mempunyai operating leverage yang tinggi. Perusahaan yang mempunyai proporsi aktiva tetap akan mempunyai beban depresiasi yang tinggi, yang berarti mempunyai operating leverage yang tinggi.
Perusahaan atau industri dengan operating leverage yang tinggi akan mempunyai fluktuasi pendapatan yang tinggi pula. Itu berarti resiko perusahaan tersebut tinggi. Apabila kondisi perekonomian membaik, penjualan meningkat, perusahaan dengan operating leverage yang tinggi akan mengalami kenaikan keuntungan (pendapatan) yang tinggi, sebaliknya apabila kondisi perekonmian menurun, penjualan menurun, perusahaan tersebu akan mengalami fluktuasi setajam dengan perusahaan dengan operating leverage yang tinggi.

b.      Siklus kehidupan produk
Siklus kehidupan produk akan mempunyai pengaruh terhadap ROA atau perbedaan-perbedaan ROA. Produk, mulai dari muncul sampai menghilang, bergerak melalui beberapa tahap :
Tahap perkenalan (introduction)
Tahap pertumbuhan (Growth)
Tahap kedewasaan (Maturity)
Tahap penurunan (Decline)
Pada tahap perkenalan,  pengelolaan biaya (agar diperoleh biaya yang efisien) menjadi penting. Pada tahap ini perusahaan bisa memperoleh laba yang cukup tinggi dibandingkan pada tahap-tahap lainnya.  Pada tahap perkenalan, perusahaan sibuk menyiapkan infrastruktur produk baru dengan melakukan investasi pada pabrik dan peralatan.
Pada tahap pertumbuhan, penjualan mulai meningkat tajam. Pengeluaran mulai berkurang. Pengeluaran pada saat ini ditujukan untuk mengakomodasi permintaan yang semakin meningkat.
Pada tahap dewasa, aliran kas masuk sudah mulai meningkat karena produk sudah semakin dikenal. Sebagai hasilnya perusahaan bisa memperoleh aliran kas positif yang cukup besar.
Pada tahap penurunan, permintaan produk sudah mulai melemah, karena kompetisi semakin tajam. Pengeluaran investasi ditujukan untuk mempertahankan posisi produk dipasar.
6.      Perbedaan dalam komposisi profit margin dan perputaran aktiva
Hal lain  yang  perlu diperhatikan dalam analisis ROA adalah proporsi profit margin dan perputaran aktiva. Beberapa industri mempunyai komposisi profit margi dan perputaran aktiva yang berbeda. Industri toko grosir dan super market mempunyai kecenderungan memiliki prputaran aktiva yang inggi dan profit margin yang rendah. Sebaliknya, industri eksplorasi minyak mempuyai profit margin yang tinggi dengan perputaran akiva yang rendah. Beberapa teori yang mencoba menjelaskan mengapa hal ini bisa terjadi :
a.      Pembatasan kapasitas dan pembatasan kompetisi
Perusahan atau industri yang ditandai dengan biaya tetap yang besar dan membutuhkan periode yang lama untuk membangun atau menambah kapasitas produksi akan mempunyai pembatasan kapasitas. Ada batasan atas yang membatasi jumlah atau besarnya perputaran aset perusahaan. Bagi industri atau perusahaan semacam ini diperlukan cara lain agar diperoleh  ROA yang mampu menarik modal ke usaha tersebut. Cara tersebut adalah dengan menaikan profit marginnya. Dengan demikian meskipun perputaran aktiva perusahaan/industri tersebu terbatas, perusahaan bisa memperoleh ROA yang tinggi dengan menaikan profit marginnya.
b.      Strategi bisnis
Menurut strategi generik yang dirumuskan oleh Michael Porter, ada jenis strategi generik yaitu :
ü  Diferensiasi
Strategi diferensiasi dilakukan dengan jalan mendiferensiasikan produk-produk relatif terhadap pesaing-pesaing lainnya
ü  Biaya rendah (Low Cost Strategy)
Dilakukan dengan jalan menekan biaya-biaya agar perusahaan bisa memperoleh daya saing harga.
ü  Fokus
Fokus terhadap produk.
A.       KERANGKA BERPIKIR
Analisis ROA mengukur kemampuan perushaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang ada setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan untuk mendanai aset) dikeluarkan dari analisis. Fokus analisis ROA adalah profitabilitas, independen terhadap modalnya. Dalam analisis ROA, faktor-faktor non-recurring perrlu dipertimbangkan lebih lanjut, faktor tersebut bisa juga dikeluarkan, bisa juga dimasukan.
ROA bisa dipecah kedalam dua komponen: profit margin dan perputaran aktiva. Profit merupakan ukuran efisiensi perusahaan, sedangkan perputaran aktiva mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aset yang tertentu. Operating laverage (penggunaan biaya tetap operasional) akan mempengaruhi ROA dengan jalan meningkatkan variabilitas ROA. Semakin inggi operatin leverage suatu perusahaan, akan semakin tinggi titik impasnya (BEP).
Siklus produk akan berpegaruh terhadap ROA. Komposisi profit margin dan perputaran aktiva akan mempengaruhi ROA. Perusahaan yang menghadapi pembatasan kapasitas sehingga aliran aktiva sulit dinaikan, bisa menerapkan  strategi meningkatkan perputaran aktivanya atau juga strategi menaikan profit marginnya. Perusahaan yang berada pada dua titik ekstrim tersebut mempunyai flrksibilitas yang besar.
Profitabilitas merupakan tolak ukur kemampulabaan suatu perusahaan dapat memberikan gambaran yang lebih nyata tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memberdayakan semua kemampuan perusahaan.
Strategi yang dianut oleh perusahaan juga akan berpengaruh terhadap ROA. Perusahaan yang menganut stretegi diferensiasi bisa meningkatkan profit marginnya. Sebaliknya, perusahaan yang menganut strategi biaya rendah bisa meningkatkan perputaran aktivanya.
Dengan menganalisis profitabilitas PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk. akan memberikan gambaran yang nyata tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya laba dan hubungan - hubunganya atau perbandingan - perbandingan yang ada sehingga akan membantu perusahaan mengambil keputusan yang efektif dan efisien dalam pengelolaan keuangan.
Dengan semakin mengetahui hubungan serta perbedaan yang ada dalam profitabilitas serta yang termuat dalam return on asset (ROA), akan sangat membantu dalam pengambilan kebijakan finansial yang dapat menghasilkan laba yang sangat memuaskan.
Dalam penelitian ini akan dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki PT. Pelayaran Tempuran Emas, Tbk untuk menghasilkan laba selama lima tahun terakhir yakni tahun 2006 sampai 2010. Melalui perhitungan ini diharapkan dapat memperlihatkan secara jelas seberapa besar profitabilitas yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan hanya dapat melalui laporan keuangan.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.           Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.  Maksudnya penelitian yang berusaha untuk menentukan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data yang menyajikan, menganalisa dan menginterpretasinya. Tujuannya untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta. (Cholid Marbuko, dkk, 2001).

B.     Definisi Opersional Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah monovariabel yaitu Profitabilitas (Return On Total Assets), yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu dengan melakukan pendekatan Du Pont. Dengan indikatornya adalah sebagai berikut :
§  Laba bersih setelah pajak
§  Aktiva rata-rata dalam suatu periode
§  Margin laba bersih
§  Perputaran total aktiva


C.     Teknik pengambilan sampel
1.      Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari atau menjadi objek penelitian (kuncoro, 2003; 103).
Berdasarkan definisi diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan pada PT. Pelayaran Tempuran Emas, Tbk
2.      Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro 2003 ; 103).
Berdasarkan definisi diatas maka sampel dalam penelitian ini diambil laporan keuangan PT. Pelayaran Tempuran Emas, Tbk dari tahun 2006 sampai 2010.
D.    Teknik pengumpulan data
Untuk memperoleh data penulis menggunakan teknik dokumenter akses media internet pada situs www.idx.co.id  dan www.temasline.com untuk mendapatkan laporan keuangan PT. Pelayaran tempuran Emas, Tbk yang sudah di Audit dan Perpustakaan untuk melengkapi Toeri yang digunakan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan variabel yang diteliti.
E.     Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
ü  Analisis ROA dengan pendekatan Du Pont dengan rumus sebagai berikut :
           ROA = Margin Laba Bersih  x  Perputaran Aktiva
                        Dari rumus diatas didapatkan rumus turunan sebagai berikut :
PA  =   Penjualan Bersih   / Toal Aktiva
ROA =            Laba Bersih Setelah Pajak  / Penjualan Bersih
ROA =            Laba Bersih Setelah Pajak  / Total Aktiva


                                        =                                             x


(J. Van. Horne 2009 p.224)

ü  Analisis Statistik (Deskriptif) yang berbentuk  grafik